Berita

Tenun Ikat Sumba Sebagai Satu Tren Desain untuk Dekorasi Rumah Pada Musim Panas

Pulau Sumba yang terletak di bagian timur Indonesia, dikenal dengan keindahan alamnya serta kekayaan budayanya. Salah satu warisan budaya yang menonjol dari pulau ini adalah kain tenun tradisional ramah lingkungan dengan ciri khas motif hewan. Kain ini dibuat dengan tangan menggunakan benang yang diwarnai secara alami. Ini merupakan sebuah tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dan terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan kain tenun Sumba tidak hanya indah secara estetika yang menggambarkan keindahan dan kekayaan budaya lokal, tetapi juga merupakan contoh praktik ramah lingkungan dalam industri tekstil dan kini menjadi salah satu tren desain yang populer dalam dunia furnitur dan sofa yang sangat cocok untuk dekorasi rumah saat musim panas.

Kain ikat Sumba dibuat melalui proses yang rumit dan memerlukan keterampilan khusus yang diwariskan turun-temurun. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan benang dari kapas yang kemudian diwarnai menggunakan bahan-bahan alami seperti akar mengkudu untuk warna merah, kayu kuning untuk warna kuning, lumpur untuk warna cokelat dan daun tarum untuk warna biru. Jika ingin mendapatkan warna lain, para pengrajin tenun akan mewarnai benang dengan warna dasar lalu dicampurkan dengan warna lain supaya didapatkan warna yang diinginkan. Pewarna alami ini tidak hanya memberikan warna yang indah dan unik, tetapi juga ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam sekitar.

Setelah benang diwarnai, proses penenunan dimulai. Setiap helai benang dirajut dengan tangan menggunakan alat tenun tradisional yang disebut gedongan. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan tahunan, tergantung pada kompleksitas desain yang diinginkan untuk menghasilkan selembar kain ikat yang berkualitas. Motif-motif yang dihasilkan seringkali memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan kepercayaan, cerita, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba. Motif kuda biasanya digunakan dalam upacara pernikahan. Binatang mahang melambangkan kekuatan, keberanian dan kepemimpinan. Ayam, kuda dan kakatua digabungkan untuk mewakili persatuan dan mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, motif ini tidak hanya mencerminkan nilai estetika, tetapi mengandung filosofis dan spiritual yang mendalam.

Kainnesia-Kain-Blanket_Tenun-Motif_Sumba-Cover_1644302007190_resized1024-jpg

Dengan keindahan motif dan warna yang kaya, kain ikat Sumba sangat cocok digunakan dalam dekorasi rumah, terutama untuk menyambut musim panas. Berikut terdapat beberapa ide untuk mengaplikasikan kain Sumba dalam dekorasi rumah.

1. Pelapis Sofa dan Kursi

Menggunakan kain ikat Sumba sebagai pelapis sofa atau kursi dapat memberikan sentuhan eksotis dan unik pada ruang tamu. Warna-warna cerah dan motif yang menarik akan menciptakan suasana yang segar dan menyenangkan.

IMG_20240730_181441

 

2. Bantal Dekoratif dan Selimut

Sarung bantal dengan kain ikat Sumba dapat menjadi aksen dekoratif yang indah di ruang tamu atau kamar tidur. Kombinasi antara motif tradisional dan desain modern akan menghasilkan tampilan yang harmonis dan elegan. Selain itu, penggunaan selimut yang terbuat dari kain ikat sumba di atas tempat tidur dapat menambah kehangatan dan warna.

 

 

3. Taplak Meja dan Cover Tempat Tidur

Dapat memberikan nuansa hangat, artistik, dan budaya pada dekorasi rumah Anda.

 

 

4. Hiasan Dinding

Gantungkan kain ikat Sumba sebagai tapestri di dinding ruang tamu atau ruang keluarga. Ini akan menjadi titik fokus yang menarik dan menambah kedalaman visual pada ruangan.

 

 

5. Partisi Ruangan

Gunakan kain ikat Sumba sebagai partisi ruangan untuk menciptakan area yang lebih intim atau memisahkan ruang tanpa memerlukan dinding tambahan.

Adanya keindahan motif, warna yang kaya dan dapat dijadikan sebagai dekorasi rumah saat musim panas, kain ikat Sumba telah menarik perhatian internasional termasuk Italia yang dikenal sebagai pusat mode dan desain dunia. Hal ini dibuktikan dengan pada tahun 2019 kain tenun Sumba Timur melenggang apik pada acara Milan Fashion Week Spring/Summer 2019 yang dibawa oleh desainer berbakat Adinda Moeda. Hal ini dapat membantu memperkenalkan keindahan dan keunikan kain ikat Sumba kepada khalayak internasional. Selain itu, adanya pameran ini juga membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk kain ikat Sumba dan membantu melestarikan tradisi dan keterampilan lokal yang hampir punah.

Kain ikat Sumba adalah bukti nyata bahwa praktik tradisional dapat berjalan seiring dengan prinsip-prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui pewarnaan alami dan proses tenun yang dilakukan dengan tangan, kain ini mencerminkan keindahan alam serta kekayaan budaya Pulau Sumba yang sangat cocok untuk dekorasi rumah musim panas. Penggunaannya pada furnitur dan sofa tidak hanya memperindah ruangan tetapi juga membawa sentuhan budaya dan seni tradisional Indonesia. Tidak hanya itu, hubungan antara kain ikat Sumba dengan Italia menunjukkan bagaimana kain Sumba dapat diintegrasikan dalam desain internasional dan menciptakan kolaborasi yang memperkaya kedua budaya. Dengan demikian, kain Sumba bukan hanya warisan budaya Indonesia tetapi juga aset dunia yang patut diapresiasi dan dilestarikan.